Kami percaya bahwa produk berkualitas lahir dari penelitian yang kuat. Melalui publikasi ini, kami membagikan dasar ilmiah dan hasil riset terkini yang memperkuat keunggulan serta manfaat propolis dalam berbagai bidang kesehatan, kecantikan, dan inovasi produk alami.
Jurnal ini menilai komposisi kimia dan efek neuroprotektif propolis lebah tanpa sengat Indonesia (Geniotrigona thoracica) pada model hewan perdarahan otak (ICH). Hasil penelitian menunjukkan kandungan flavonoid dan asam fenolat yang berperan sebagai antioksidan kuat dan melindungi jaringan saraf. Secara in vivo, propolis mampu menurunkan volume perdarahan, memperbaiki fungsi neurologis, serta menekan penanda inflamasi dan stres oksidatif. Temuan ini menegaskan potensi propolis lokal Indonesia sebagai agen neuroprotektif alami untuk terapi gangguan neurovaskular.
Artikel ini membahas mekanisme kerja propolis sebagai agen antiinflamasi melalui penghambatan jalur NF-κB, TNF-α, dan COX-2. Senyawa aktif utamanya, seperti flavonoid dan asam fenolat, memiliki aktivitas biologis tinggi. Studi in vitro dan in vivo menunjukkan efektivitas propolis dalam mengatasi peradangan, yang dipengaruhi oleh asal geografis dan spesies lebah. Propolis juga berpotensi besar sebagai terapi tambahan pada penyakit kronis berbasis peradangan.
Jurnal ini meninjau potensi propolis sebagai komponen bioaktif dalam bahan biomedis, seperti scaffold jaringan, pembalut luka, dan sistem penghantaran obat. Kandungan aktifnya flavonoid, asam fenolat, dan terpenoid memiliki sifat antibakteri, antiinflamasi, dan penyembuh luka. Propolis juga kompatibel dengan berbagai polimer alami maupun sintetis, sehingga berpotensi besar sebagai bahan aktif dalam rekayasa biomedis dan teknologi kesehatan modern.
Jurnal ini membahas hubungan antara jalur sinyal Hippo dan proses autofagi dalam konteks neurodegenerasi, khususnya pada demensia. Ketidakseimbangan jalur Hippo dapat memengaruhi kelangsungan neuron dan memicu gangguan kognitif, sementara autofagi berperan membersihkan protein rusak pada otak penderita demensia. Interaksi keduanya penting untuk menjaga keseimbangan neuron dan menjadi target potensial pengembangan terapi demensia berbasis molekuler.
Jurnal ini meninjau penggunaan propolis dalam bidang kedokteran gigi dan kesehatan mulut. Propolis memiliki efek antimikroba, antiinflamasi, dan penyembuh jaringan, sehingga berpotensi digunakan untuk mengatasi karies, gingivitis, periodontitis, sariawan, serta perawatan pascaoperasi mulut. Selain itu, propolis juga dimanfaatkan dalam pasta gigi, obat kumur, dan perawatan endodontik maupun prostodontik.
Jurnal ini membahas peran propolis dalam mengatasi sindrom metabolik dan penyakit kronis terkait, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dislipidemia, dan penyakit kardiovaskular. Kandungan aktifnya flavonoid, asam fenolat, dan terpenoid memiliki efek antioksidan, antiinflamasi, dan antihiperglikemik. Konsumsi propolis secara rutin dapat membantu menurunkan kadar gula darah, menstabilkan lipid, dan mengurangi stres oksidatif, sehingga berpotensi sebagai terapi alami untuk pencegahan dan pengelolaan sindrom metabolik.
Jurnal ini membahas potensi propolis sebagai terapi pendamping dalam pengobatan kanker payudara. Propolis mengandung senyawa aktif seperti CAPE, flavonoid, dan terpenoid yang mampu menghambat proliferasi sel kanker, memicu apoptosis, serta mengurangi efek samping kemoterapi. Studi eksperimental dan pra-klinik menunjukkan bahwa propolis menekan jalur pertumbuhan tumor seperti PI3K/Akt dan NF-κB. Dengan toksisitas rendah, propolis berpotensi dikembangkan sebagai agen pendukung dalam terapi kanker payudara terpadu.
Jurnal ini merupakan systematic scoping review yang meninjau bukti eksperimental terbaru tentang potensi propolis sebagai terapi tambahan pada gangguan dan cedera sistem saraf. Senyawa aktifnya seperti CAPE, flavonoid, dan asam fenolat memiliki efek neuroprotektif, antiinflamasi, dan antioksidan yang signifikan pada model stroke, trauma otak, Parkinson, dan Alzheimer. Propolis dinilai sangat potensial dikembangkan sebagai bahan pendukung terapi saraf dengan profil keamanan yang baik
Jurnal ini membahas inovasi formulasi nanostruktur lipid berbasis propolis untuk penghantaran senyawa bioaktif α-mangostin dari kulit manggis yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Penelitian mencakup tahap pembuatan, karakterisasi fisikokimia, dan uji aktivitas antioksidan in vitro. Hasilnya menunjukkan sistem berbasis propolis ini meningkatkan stabilitas dan efektivitas α-mangostin, sekaligus memberikan manfaat tambahan dari senyawa aktif propolis. Studi ini memperkuat potensi propolis dalam nanoteknologi farmasi sebagai sistem penghantaran alami yang efisien dan multifungsi.
Jurnal ini melaporkan kasus langka hemangioma (tumor jinak pembuluh darah) pada lidah dan menilai potensi propolis sebagai terapi pendamping. Propolis digunakan karena memiliki sifat antiinflamasi, antiangiogenik, dan penyembuh luka. Hasil observasi menunjukkan perbaikan klinis pada ukuran lesi dan respons inflamasi lokal. Propolis dinilai berpotensi sebagai alternatif alami dalam penanganan hemangioma oral, terutama bagi pasien yang menolak tindakan invasif atau memerlukan perawatan suportif.
Jurnal ini membahas strategi pengendalian Pseudococcus longispinus (kutu putih) melalui optimalisasi metode disinfeksi dan disinfestasi berbasis stres metabolik. Penelitian mengevaluasi kombinasi perlakuan fisik (seperti suhu dan kelembapan) dengan agen kimia tertentu yang dapat mengganggu fungsi metabolik serangga tanpa merusak komoditas tanaman. Hasilnya menunjukkan peningkatan efektivitas pengendalian hama dengan pendekatan yang lebih ramah lingkungan serta aman untuk perlindungan pascapanen dan ekspor hortikultura.
Jurnal ini melaporkan studi eksperimental singkat mengenai efek ekstrak propolis pada tikus obesitas akibat diet tinggi kalori. Penelitian berfokus pada pengukuran Lee Index dan rasio berat otak terhadap tubuh sebagai penanda neurofisiologis. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian propolis menurunkan nilai Lee Index dan meningkatkan proporsi berat otak, menandakan potensi propolis sebagai agen antiobesitas sekaligus pelindung fungsi saraf. Studi ini memperkuat bukti bahwa propolis berperan tidak hanya sebagai antiinflamasi, tetapi juga dalam pengelolaan obesitas dan komplikasi neurologisnya.
Artikel ini merupakan review sistematis yang membahas bagaimana propolis memengaruhi pembentukan sel lemak (adipogenesis), metabolisme lipid, dan browning jaringan adiposa putih melalui berbagai mekanisme molekuler. Berdasarkan studi pra-klinik, propolis berpotensi membantu mengurangi penumpukan lemak dan meningkatkan pembakaran energi, sehingga berpeluang dikembangkan sebagai agen alami pendukung pengendalian obesitas.
Berdasarkan analisis terhadap 158 studi, propolis terbukti memiliki efek terapeutik terhadap infeksi, peradangan, dan kanker paru, serta mendukung proses pemulihan. Berbagai jenis penelitian menunjukkan bahwa propolis efektif digunakan sebagai terapi utama maupun pendukung pada penyakit saluran pernapasan
Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak propolis dapat menyeimbangkan mikrobiota usus dan memperbaiki struktur mukosa ileum pada tikus dengan diet tinggi lemak, terutama melalui peningkatan bakteri baik seperti Faecalibacterium prausnitzii dan pengaturan Bacteroides thetaiotaomicron.
Penelitian ini mengeksplorasi peran ekstrak propolis lebah tanpa sengat Indonesia (Geniotrigona thoracica) dalam menurunkan obesitas yang disebabkan oleh diet tinggi lemak berbasis palmitat. Hasilnya menunjukkan bahwa propolis dapat membantu mengatur proses inflamasi dan meningkatkan mekanisme autofagi di otak, sehingga berpotensi melindungi fungsi saraf dari kerusakan akibat diet tinggi lemak.
Penelitian ini menilai potensi gel ekstrak propolis lebah kelulut asal Kabanjahe sebagai agen antiinflamasi untuk terapi periodontal. Hasil studi eksperimental laboratorium menunjukkan bahwa propolis memiliki efek antiinflamasi yang dapat mendukung penyembuhan jaringan gusi yang meradang.
Penelitian ini membahas peran propolis sebagai pengatur proses autofagi yang berhubungan dengan keseimbangan redoks dan pengendalian inflamasi. Propolis berpotensi menjaga kesehatan sel dengan mengurangi stres oksidatif dan menekan respon peradangan melalui modulasi jalur autofagi.
Penelitian ini mengembangkan nanostructured lipid carrier berbasis propolis yang mengandung α-mangostin untuk mempercepat penyembuhan luka diabetes pada tikus yang diinduksi alloxan. Hasilnya menunjukkan bahwa formulasi ini mampu meningkatkan regenerasi jaringan dan mengurangi peradangan pada luka diabetes.
Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis yang mengeksplorasi potensi propolis dari lebah tanpa sengat sebagai bahan inovatif untuk pangan fungsional dan produk nutraseutikal. Kajian ini merangkum berbagai bukti eksperimental yang menunjukkan aktivitas bioaktif propolis, termasuk efek antioksidan, antiinflamasi, antimikroba, dan imunomodulator yang mendukung pengembangannya di bidang kesehatan dan industri makanan.